Seni Pertunjukan, Teater, Unsur, KeunikanUnplash Drama Picture Sekelompok Orang Berdiri di Atas PanggungTeater merupakan salah satu bentuk kesenian berwujud tontonan yang di dalamnya terdapat unsur pembangun berupa sutradara, pemain, naskah serta mengandung banyak sekali manfaatnya mulai dari pengalaman dalam proses latihan hingga cerita yang disampaikan oleh tokohya pada saat pementasan Riantiarno menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Kitab Teater Tanya Jawab Seputar Teater bahwa teater dapat diartikan mencakup gedung, pekerja berupa pemain dan kru panggung, sekaligus kegiatannya berupa isi pentas hingga ada unsur penunjang di balik keberhasilan sebuah pertunjukan. Tulisan ini akan menguraikan tentang 4 unsur penting teater agar sebuah teater dapat berlangsung lancar dalam pementasannya sehingga melahirkan sebuah karya yang memiliki kekhasan tersendiri di antara bentuk kesenian dalam sebuah pertunjukan teater merupakan seseorang yang berpengaruh penting dalam kelancaran berlangsungnya pertunjukan dari proses latihan hingga selesai pementasan. Menjadi seorang sutradara sama saja menjadi pemimpin atau pengatur dalam suatu pertunjukan, karena semua unsur yang ada diolah oleh seorang sutradara untuk dipentaskan di atas panggung. Mengenai bagaimana nantinya unsur-unsur tersebut ditampilkan di atas panggung pertunjukan menjadi sebuah bentuk kesenian teater adalah tugas dari seorang merupakan sebuah teks atau narasi yang akan dipentaskan di atas panggung oleh para pemeran teater. Biasanya naskah yang dibuat oleh penulis naskah akan mengalami improvisasi terlebih dahulu untuk dipentaskan. Hal ini dilakukan oleh sutradara yang memimpin atau mengatur peran para pemain dalam pementasan teater. Sutradara bebas merombak naskah dari yang sudah ditulis oleh pengarang sedemikian rupa, tapi dengan syarat tidak menghilangkan nama asli pengarangnya. Hal ini serupa dengan pandangan Motinggo Busye yang mengatakan bahwa sebuah naskah yang telah sampai di tangan sutradara artinya sudah sepenuhnya menjadi milik sutradara dan bebas untuk diolak-alik. Namun, jangan sampai meninggalkan jejak penulis naskahnya dan tidak memperburuk naskah tersebut. Jika melakukan perubahan, seharusnya berusaha agar dapat melahirkan karya pertunjukan yang lebih bagus. Ada juga beberapa teater yang melakukan pementasan tanpa menggunakan teks naskah. Jadi, para pemain langsung diberi arahan oleh sutradara dan bebas melakukan improvisasi sendiri di atas panggung saat memainkan peran sekreatif mungkin, misalnya bentuk teater tradisional merupakan istilah untuk setiap orang yang ikut serta dalam memainkan peran atau tampil di atas panggung pertunjukan teater. Sutradara juga berperan penting dalam pemilihan aktor. Biasanya sutradara yang cerdas dan sudah berpengalaman akan sangat mudah mengetahui kecocokan aktor untuk memerankan tokoh apa tanpa membutuhkan waktu yang lama. Misalnya, yang dilakukan sutradara dalam memilih aktor adalah mengamati satu persatu calon aktor ketika membacakan salah satu naskah pilihan yang akan diperankannya secara bergantian, kemudian dicocokan dengan peran yang terdapat dalam naskah tersebut untuk dimainkan di atas panggung. Sehingga nantinya dapat menghasilkan pementasan yang betul-betul rasa menjadi unsur yang paling penting juga dalam seni pertunjukan khususnya untuk dapat mendalami karakter peran yang hendak dimainkan. Olah rasa menjadi sangat penting bagi para pemain untuk melatih para aktor agar dapat benar-benar masuk ke dalam perannya tanpa terlihat dibuat-buat. Menurut Aristoteles, teater awalnya hanya ada dua aliran yaitu tragedi dan komedi hingga pada abad ke-19 muncul aliran baru bernama melodrama dan berkembang lagi menjadi beberapa aliran lainnya. Di antara aliran tragedi dan komedi ini beberapa pendapat mengatakan bahwa lebih berat untuk memerankan teater komedi. Karena pemain komedi mendapat tantangan yang lebih besar yaitu harus mengulik tentang bagaimana caranya membuat orang lain tertawa lepas. Sedangkan mayoritas penduduk Indonesia jika disuruh antara menangis atau tertawa, lebih mudah untuk menangis. Jadi, agaknya cukup sulit untuk bermain peran dalam drama komedi, tapi tentu akan lebih mudah jika aktor yang bermain peran adalah seorang komedian yang sudah berpengalaman. Inilah sebabnya dalam proses latihan olah rasa memerlukan waktu yang cukup panjang apalagi bagi para mementaskan teater kita juga harus bisa memvisualisasikan bentuk yang ada di dalam imajinasi atau bayangan penonton ke dalam aktor yang memerankan suatu tokoh, sungguh unik memang dunia teater. Misalnya pementasan wayang orang yang menceritakan tokoh Gatot kaca. Seperti yang dikenal banyak orang, tokoh Gatot Kaca adalah seorang manusia yang gagah dan berani. Lalu bagaimana dapat terbang dan memiliki tubuh besar? Padahal pemeran tokoh Gatot Kaca juga sebenarnya hanya manusia biasa. Dan ternyata itu adalah bentuk imajinasi dari pikiran penonton yang lahir terhadap tokoh Gatot kaca dan terwujud dalam pementasan lakon Gatot Kaca tersebut, itu artinya pementasan yang dilakukan telah berhasil dan sukses menampilkan tokoh Gatot Kaca sesuai ekspetasi bentuk kesenian tentu memiliki kekuatan dan daya tarik tersendiri dari ciri khas yang dimilikinya. Hal itu tidak luput dari beberapa unsur yang menunjang keberadaan wujud seni tersebut. Karena dari satu kesatuan unsur-unsur itulah yang akan membentuk keunikan atau kekhasan dari suatu bentuk kesenian yang diciptakan, salah satunya adalah seni pertunujkan teater.Semuayang terlibat dalam penciptaan karya seni teater merupakan pencipta dalam terbentuknya pertunjukan teater, dan semua yang menciptakan pertunjukan ini khususnya sutradara harus mampu membaca pola pikir penonton yang akan dituju nantinya. Respon penonton atas lakon akan menjadi suatu respons yang berlungkar, bolak-balik antara penonton dan Penelitian ini memfokuskan pada hubungan suatu pertunjukan teater yang terdiri dari sumber pesan, isi pesan dan format pesan dengan perilaku penonton Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan di Gedung Kesenian Kamuning Gading pada anggota Keluarga Teater Kampus Bogor. Tujuan dari penelitian adalah 1 untuk mengetahui sumber pesan dalam teater, 2 untuk mengetahui isi pesan dalam teater, 3 untuk mengetahui format pesan dalam teater, dan 4 untuk menganalisis hubungan antara sumber pesan, isi dan format pesan dalam pertunjukan teater dengan perilaku penonton. Analisa variabel dalam penelitian ini menggunakan analisa kuantitatif, Penelitian ini menggunakan metode asosiatif-kausal. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner. Analisis data deskriptif menggunakan weight means score, dan untuk menguji hubungan antara variabel menggunakan uji statistik Rank Spearmans. Adapun hasil penelitian menunjukan pada sumber, isi dan format pesan dalam teater, yang mempengaruhi pada perilaku penonton teater. Hali ini mempengaruhi penonton dalam memberikan efek kognitif, afektif dan behavioral dalam melihat pertunjukan teater. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Pertunjukan teater dengan perilaku penonton HUBUNGAN PERTUNJUKAN TEATER DENGAN PERILAKU PENONTON THEATER SHOWING RELATIONSHIP WITH WATCHTOR BEHAVIOR M Niswan1, H Bilada1, Sukarelawati1a 1 Universitas Djuanda Bogor, Jawa Barat, Indonesia a Korespondensi Sukarelawati, Email sukarelawati Diterima 26-03-2018; Ditelaah 28-03-2018; Disetujui 18-10-2018 ABSTRACTThis study focuses on the relationship of a theater performance consisting of message sources, message content and message format with the audience behavior of Bogor City. This research was conducted at the Kamuning Gading Art Building at members of the Bogor Theater Campus Family. The objectives of the research are 1 to find out the source of messages in the theater, 2 to find out the content of messages in the theater, 3 to find out the message format in the theater, and 4 to analyze the relationship between message sources, content and message format in theater performances with audience behavior. Analysis of variables in this study using quantitative analysis, this study uses associative-causal methods. Data was collected using a questionnaire. Descriptive data analysis uses weight means score, and to test the relationship between variables using Rank Spearman's statistical test. The results of the study showed the source, content and format of the message in the theater, which influenced the behavior of the theater audience. This affects the audience in giving cognitive, affective and behavioral effects in seeing theater performances. Keywords behavior, message source, message content, message format. ABSTRAKPenelitian ini memfokuskan pada hubungan suatu pertunjukan teater yang terdiri dari sumber pesan, isi pesan dan format pesan dengan perilaku penonton Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan di Gedung Kesenian Kamuning Gading pada anggota Keluarga Teater Kampus Bogor. Tujuan dari penelitian adalah 1 untuk mengetahui sumber pesan dalam teater, 2 untuk mengetahui isi pesan dalam teater, 3 untuk mengetahui format pesan dalam teater, dan 4 untuk menganalisis hubungan antara sumber pesan, isi dan format pesan dalam pertunjukan teater dengan perilaku penonton. Analisa variabel dalam penelitian ini menggunakan analisa kuantitatif, Penelitian ini menggunakan metode asosiatif-kausal. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner. Analisis data deskriptif menggunakan weight means score, dan untuk menguji hubungan antara variabel menggunakan uji statistik Rank Spearmans. Adapun hasil penelitian menunjukan pada sumber, isi dan format pesan dalam teater, yang mempengaruhi pada perilaku penonton teater. Hali ini mempengaruhi penonton dalam memberikan efek kognitif, afektif dan behavioral dalam melihat pertunjukan teater. Kata kunci format pesan, isi pesan, perilaku, sumber pesan. Niswan, M., Bilada, H., & Sukarelawati. 2018. Hubungan Pertunjukan Teater dengan Perilaku Penonton. Jurnal Sosial Humaniora 92 138-143. Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 Volume 9 Nomor 2, Oktober 2018 PENDAHULUAN Komunikasi merupakan dasar bagi seluruh interaksi antar manusia. Tanpa komunikasi, sebuah interaksi antar manusia baik kelompok, maupun organisasi tidak mungkin terjadi. Komunikasi merupakan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. Komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia, karena manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Komunikasi bukan sekedar tukar menukar pikiran serta pendapat saja, akan tetapi kegiatan yang dilakukan untuk berusaha mengubah pendapat dan tingkah laku orang lain. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi telah memperlihatkan otonomi kekuasaannya dalam proses-proses pembentukan sejarah, ideology politik dan kematian, agama dan kesusastraan. Plato diseret ke tiang gantung karena menggunakan bahasa yang berbeda dengan kehendak penguasa. Para martir dalam sufisme dari Al-Hallaj sampai Syekh Siti Jenar mengalami nasib yang sama, juga disebabkan oleh persepsi bahasa yang berbeda. Salad, 2000. Kutipan di atas dipahami, bahwa penggunaan bahasa, dapat mengubah persepsi orang berbeda dengan makna yang dimaksudkan oleh komunikator. Lakon teater atau jalannya teater sebenarnya mengandung pesan atau ajaran, terutama ajaran moral bagi penontonnya. Penonton menemukan ajaran itu secara tersirat dalam lakon drama. Wiyanto, 2002 Teater merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas pentas. Melihat teater, penonton seolah melihat kejadian dalam masyarakat. Kadang-kadang konflik yang disajikan dalam teater sama dengan konflik batin mereka sendiri. Lakon teater sebenarnya mengandung pesan atau ajaran terutama ajaran moral bagi penontonnya. Penonton menemukan ajaran itu secara tersirat dalam lakon teater waluyo, 2002 Menonton suatu pertunjukan teater sering terjadi penonton dapat memahami jalan cerita, walaupun ada kata-kata atau kalimat yang kurang dipahami. Ini dimungkinkan karena pembicaraan dalam dialog suatu teater diikuti oleh mimik dan gerak-gerik serta intonasi yang kurang jelas oleh pelaku yang memainkan perannya dengan baik. Melalui teater, selain dapat mempelajari dan menikmati hasilnya, orang juga dapat memahami masalah yang disodorkan di dalamnya tentang masyarakat melalui dialog-dialog pelaku sekaligus belajar tentang isi pesan teater tersebut dan juga mempertinggi pengertian mereka tentang bahasa lisan. Sehingga nilai-nilai pesan yang terkandung di dalamnya mudah diserap oleh penonton Waluyo, 2002. Dengan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan Hubungan pertunjukan teater dengan perilaku penonton. Peneliti mengajukan rumusan masalah 1 bagaimana sumber pesan dalam teater? 2 bagaimana isi pesan dalam teater? 3 bagaimana format pesan dalam teater? 4 bagaimana hubungan sumber pesan, isi pesan dan format pesan dalam teater dengan perilaku penonton?. Adapun tujuan dan manfaatnya sebagai berikut 1 untuk mengetahui sumber pesan dalam teater, 2 untuk mengetahui isi pesan dalam teater, 3 untuk mengetahui format pesan dalam teater, dan 4 untuk menganalisis hubungan antara sumber pesan, isi dan format pesan dalam pertunjukan teater dengan perilaku penonton. Manfaat penelitian ini dapat mengembangkan pemahaman yang lebih luas dalam bidang ilmu komunikasi terkait dengan informasi yang disampaikan melalui media pertunjukan teater, dapat menjadi bahan studi dan evaluasi bagi pelaku teater dalam menyampaikan pesan sehingga timbulnya perilaku terhadap penonton. Pertunjukan teater dengan perilaku penonton MATERI DAN METODE Materi Teater berasal dari kata teatron bahasa Yunani, artinya tempat melihat Romawi, auditorium; tempat mendengar. Atau, area yang tinggi tempat meletakan sesajian untuk para dewa. Amphiteater di Yunani adalah sebuah tempat pertunjukan. Bisa memuat sekitar penonton. Riantiarno, 2011. Sumber pesan berbicara tentang siapa yang menjadi sumber pesan who should say it. Sumber pesan dalam teater merupakan sebuah penyampaian pesan terlebih kedalam ilmu peran yang dipegang oleh aktor dalam berteater, aktor pun menghidupkan kembali kisah dengan beragam keterampilan dan alat bantu, seperti pengubahan suara, ekspresi wajah, gerak tubuh, menjadi sangat penting dalam penyampaian isi pesan. Isi pesan berbicara mengenai apa yang dikatakan what to say. Jika dikaitkan dengan isi pesan dalam teater, isi pesan yang mencakup semua ide atau gagasan, bahkan tema dalam pertunjukan teater dikemas dalam sebuah naskah pertunjukan, dimana naskah itu harus menceritakan atau menjabarkan sebuah isi pesan baik moral atau bercerita tentang kehidupan sehari-hari Riantiarno, 2011 Format pesan berbicara tentang bagaimana mengatakan pesan secara simbolis how to say it simbolically. Format pesan harus kuat Riantiarno, 2003. Pesan dibawakan dalam televisi atau langsung secara personal, semua elemen tersebut ditambah bahasa tubuh petunjuk nonverbal harus direncanakan. Diantarannya gerak tubuh, tata rias, vocal, tata busana, dan tata suara. Jika pesan ada pada produk atau kemasan produk, maka komunikator harus memperhatikan tata panggung dan tata lampu. Komponen Perilaku Komponen kognitif adalah perilaku yang berhubungan dengan gejala mengenai pikiran. Ini berarti perilaku berwujud pengetahuan, Pemahaman individu tentang objek atau kelompok objek tertentu. Contoh pengetahuan pesan yang didapat setelah melihat pertunjukan teater Diana, 2008 Komponen afektif berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti Sikap, simpati, antipati, dan sebagainya yang ditujukan kepada objek-objek tertentu. Contoh setelah mengetahui pesan yang ada pada pertunjukan teater, seorang penonton merasa suka untuk menonton pertunjukan teater Diana,2008. Komponen konatif atau behavioural bersangkutan dengan niat, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu keputusan dan tindakan. Behavioral berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat sesuatu misalkan kecenderungan untuk meonton. komponen behavioural dipengaruhi oleh komponen kognitif yang memiliki kecenderungan untuk bertindak konatif Diana,2008. Metode Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian asosiatif dengan hubungan kausal. penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi terdapat variabel independen variabel yang mempengaruhi dan dependen dipengaruhi, Sugiyono 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah Keluarga Teater Kampus Bogor KTKB khususnya yang menjadi anggota dalam KTKB. Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh atau sensus. Menurut Sugiyono 2008 Teknik sampling jenuh atau sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Analisa variabel dalam penelitian ini digunakan analisa kuantitatif yaitu dengan statistik. Setelah data terkumpul dengan lengkap, data dikumpulkan menggunakan kuisioner. Analisis data deskriptif Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 Volume 9 Nomor 2, Oktober 2018 menggunakan weight means score, dan untuk menguji hubungan antara variabel menggunakan uji statistik Rank Spearmans. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertunjukan teater memiliki peranan seperti sumber pesan, isi pesan dan format pesan, yang seimbang. Sehingga pertunjukan teater menjadi pesan yang disampaikan kepada penonton, pesan yang diterima oleh penonton pun berkaitan dengan keadaan, atau peritiwa yang pernah dialami penonton, perbedaannya hanya dikemas di sebuah panggung pertunjukan, sehingga menjadi sebuah hubungan tindakan atau keputusan penonton untuk melakukan pengambilan keputusan perilaku penonton. Hasil penelitian mengenai hubungan pertunjukan teater dengan perilaku penonton menunjukan adanya hubungan antara variabel pengaruh X sebagai Pesan teater dengan variabel Y sebagai perilaku penonton yang ditujukan. Hasil nilai koefesien korelasi Ran Spearman`s antara variabel hubungan pertunjukan teater denga perilaku penonton sebesar dengan arah positif pada indikator sangat rendah dalam interprestasi koefisien korelasi. Adapun pengaruh yang diberikan oleh variabel X pesan dalam teater hanya sebesar 8,85% pada variabel Y yaitu perilaku penonton sesuai dengan hasil perhitungan koefisien determinasi. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan beberapa faktor yang membuat ada hubungannya antara faktor X antara lain sebagai berikut. 1. Sumber pesan dalam teater atau aktor sudah baik dalam menjadi sumber pesan. Sehingga ide dan gagasan yang disampaikan aktor, memperlihatkan nilai baik dan benar dalam suatu permasalahan dapat diterima sangat baik oleh penonton. 2. Naskah atau isi pesan dalam teater sangat baik. Naskah menjadi pegangan seorang sumber pesan atau aktor, dalam menceritakan atau menyampaikan isi pesan, naskah teater itu sendiri menceritakan atau mengangkat peristiwa yang terjadi di masyarakat, adat, ataupun ruang lingkup pergaulan masyarakat, naskah berbicara tentang kehidupan sehari-hari sehingga penonton bisa memahamai dengan sangat baik. 3. Tata Artistik yang berhubungan dengan pengemasan ketika petunjukan teater, menjadi gambaran suatu pertunjukan teater dilihat sangat diperlukannya, gerak tubuh, mimik muka untuk memunculkan karakter aktor, sehingga perlu tata rias dan tata busana untuk memperkuat karakter tokoh seorang aktor, bahkan vocal pun harus diperhatikan karena baik bahasa yang diucapkan menggunakan artikulasi, intonasi, serta diksi akan menjadi faktor pemaparan pesan kepada penonton, dan tata panggung, tata suara serta tata cahaya menjadi akhir pengemasan sebuah pertunjukan, dimana menjadai faktor penguat keadaan, suasana, suatu pertunjukan. Sehingga penonton bisa menikmati pertunjukan teater secara sempurna. Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana variabel hubungan pertunjukan teater X dengan Perilaku Penonton Y dalam penelitian ini, maka perlu digunakan perhitungan koefisien determinasi Kd, yaitu Dengan demikian besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 8,58%, dan kontribusi faktor lain adalah sebesar 91,42%. Pertunjukan teater dengan perilaku penonton KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan dengan permasalahan mengenai hubungan pertunjukan teater terhadap perilaku penonton keluarga teater kampus Bogor dapat disimpulkan bahwa 1. Sumber pesan dalam teater adalah seorang aktor. Aktor dinyatakan menjadi sumber pesan yang baik dilihat dari kelayakan untuk dipercaya trustworthiness berkaitan dengan seberapa obyektifitas dan jujur sember pesan tersebut dirasakan oleh penonton. Sehingga ide dan gagasan yang disampaikan aktor, memperlihatkan nilai baik dan benar dalam suatu permasalahan dapat diterima sangat baik oleh penonton, tetapi aktorpun perlu memiliki kecerdasan dalam ilmu peran sehingga menjadi acuan dalam penyampaian pesan ketika pertunjukan teater. 2. Isi pesan dalam teater adalah sebuah naskah. Naskah dikatakan, disampaikan atau dipertanyakan sehingga isi pesan dapat diterima oleh penonton. Naskah menjadi pegangan seorang sumber pesan atau aktor, dalam menceritakan atau menyampaikan isi pesan, naskah teater itu sendiri menceritakan atau mengangkat peristiwa yang terjadi di masyarakat, adat, ataupun ruang lingkup pergaulan masyarakat, naskah berbicara tentang kehidupan sehari-hari sehingga penonton bisa memahamai dengan sangat baik, naskah pun sebagai pedoman seorang aktor dalam menyampaikan pesan sehingga menjadi isi pesan yang disampaikan sumbe pesan dalam pertunjukan teater. 3. Format pesan berbicara tentang bagaimana mengatakan pesan secara simbolis how to say it simbolically. Yang dimana format pesan dalam teater adalah tata artistik, dimana artistik berhubungan dengan pengemasan ketika petunjukan teater, menjadi gambaran suatu pertunjukan teater dilihat sangat diperlukannya, gerak tubuh, mimik muka untuk memunculkan karakter aktor, sehingga perlu tata rias dan tata busana untuk memperkuat karakter tokoh seorang aktor, bahkan vocal pun harus diperhatikan karena baik bahasa yang diucapkan menggunakan artikulasi, intonasi, serta diksi akan menjadi faktor pemaparan pesan kepada penonton, dan tata panggung, tata suara serta tata cahaya menjadi akhir pengemasan sebuah pertunjukan, dimana menjadai faktor penguat keadaan, suasana, suatu pertunjukan. Sehingga penonton bisa menikmati pertunjukan teater secara sempurna. 4. Dapat disimpulkan bahwa hubungan pertunjukan teater terhadap perilaku penonton keluarga teater kampus bogor, berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan variabel independen terhadap vareiabel dependen memiliki nilai koefisien korelasi antara variabel sumber pesan, isi pesan dan format pesan terhadap variabel efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral, sebesar 0,039 dan menurut tabel interprestasi terhadap koefisien korelasi menunjukan hubungan yang sedang dan arah yang positif menunjukan hubungan yang sangat nyata antara kedua variabel tersebut walaupun memiliki hubungan yang sedang. Implikasi Implikasi Teoretis Penelitian ini memberikan wawasan dan pengetahuan berkaitan dengan “hubungan pertunjukan teater dengan perilaku penonton” penelitian inipun berkaitan dengan teori Komunikasi kelompok, Pesan dan Efek Media cognitif, afektif, behavioral sehingga implikasi dari teori ini dapat terlihat di pembahasan Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 Volume 9 Nomor 2, Oktober 2018 Implikasi Praktis Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi pelaku teater terkait. Perenncanaan yang matang dalam membuat pertunjukan teater akan berdampak pada tujuan dan hasil yang sempurna. Pertunjukan teater menjadi penyampaian pesan dikatakan berhasil, jika pesan yang dimaksud dapat dimengerti oleh penerima, komunikan atau penonton. Akhirnya penulis berharap semoga Jurnal ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya. DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Drs. Elvinaro, Komala, Dra. Lukiati, Karlina, Dra. Siti. M,Si. 2007. Komunikasi Massa suatu Pngantar Edisi Revisi. Bandung Sembiosa Rekatama Media. Hamid, Salad. 2000. Agama Seni. Yogyakarta Yayasan semesta. Nurudin. 2010. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta PT. Raja Prafindo. Riantiarno, N. 2003. Menyentuh Teater tanta jawab seputar teater kita. Jakarta PT HM Sampoerna Tbk. Riantiarno, N. 2011. Kitab Teater tanya jawab seputar seni Pertunjukan. Jakarta PT Gramedia Widia Sarana Indonesia. Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu pengantar. Raja Grafindo, jakarta. Soekanto, Soerjono. 2003. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta. Sugiyono. 2010, Statistika Untuk Penelitian, Cet ke-16 Bandung, Alfabeta. Waluyo, Herman, J. 2002. Drama Teori dan pengajarannya, Yogyakarta PT Hanindita Widjaja. 2000. Ilmu komunikasi Pengantar studi. Jakarta Rineta Cipta. Wijaya, Putu. 2007. Teater. Jakarta Lembaga Pendidikan Seni Nusantara. Wiyanto, Asul. 2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta Grasindo Jakarta. ... Dengan menggunakan suatu pendekatan kuantitatif, Niswan, Bilada, dan Sukarelawati mencoba mengukur tingkat pengaruh antara pesan yang disampaikan oleh pertunjukan teater dengan perilaku penonton. Mereka menyimpulkan bahwa model komunikasi dalam teater adalah aktor sebagai sumber pesan; naskah sebagai isi pesan; dan tata artistik sebagai format pesan; dengan hasil efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral, sebesar 0,039 dari keseluruhan sampel Niswan et al., 2018. ...The Minangkabau Opera Malin Nan Kondang combines drama, dance, music, and visual arts performances, departing from the kaba Malin Kundang, a folklore from West Sumatra about a boy named Malin who is disobedient to his mother and is cursed to turn to stone. Contrary to the kaba version, Opera Minangkabau Malin Nan Kondang tells about Malin's loyalty and sacrifice to his mother and lover, Nilam. This research treats the reception of novice audiences as a formal object intended to see responses to the structure or texture of the performance, which is witnessed through documentation. Data was collected through questionnaires, direct observation, and interview techniques. Research data analysis is directed to see three things from the novice audience, namely 1 the horizon of expectations; 2 body reaction; and 3 the segmentation effect. Based on these three things, a general conclusion is formulated, namely the reception of the novice audience. Research shows that structural aspects plot, characters, and themes attract more beginner audiences than the performance's texture atmosphere, dialogue, and spectacle, be it music, dance, costumes, make-up, or lighting. The tendency to respond more to the structure than the texture of this performance through documentation shows that for novice audiences, the story aspect is more interesting than the spectacle aspect. But at the same time, it has also been proven that this performance style, called 'Minangkabau Opera,' tends to be effective in conveying stories to novice audiencesReception Of The Documentation Of Malin Nan Kondang Minangkabau Opera A Studies Of Beginning Theater AudienceAbstrakOpera Minangkabau Malin Nan Kondang merupakan perpaduan antara pertunjukan drama, tari, musik serta seni visual, yang berangkat dari kaba Malin Kundang, sebuah cerita rakyat dari Sumatera Barat tentang seorang anak bernama Malin yang durhaka kepada ibunya, hingga dikutuk menjadi batu. Berkebalikan dengan versi kaba itu, Opera Minangkabau Malin Nan Kondang mengisahkan tentang kesetian dan pengorbanan Malin, baik kepada Ibunya, maupun kepada kekasihnya, Nilam. Penelitian ini menjadikan resepsi penonton pemula sebagai objek formal, yang ditujukan untuk melihat tanggapan atas struktur atau tekstur pertunjukan, yang disaksikan melalui dokumentasi. Data dikumpulkan melalui teknik kuisioner, pengamatan langsung, yang diteruskan dengan teknik wawancara. Analisis data penelitian diarahkan untuk melihat tiga hal dari penonton pemula, yakni 1 horizon harapan; 2 reaksi tubuh; dan 3 pengaruh segmentasi. Berdasarkan ketiga hal tersebut, diformulasikan suatu kesimpulan umum, yakni resepsi penonton pemula. Penelitian menunjukkan bahwa aspek struktur alur, karakter dan tema lebih menarik perhatian penonton pemula ketimbang tektur pertunjukan suasana, dialog dan spektakel, baik itu musik, tarian, kostum, rias, maupun pencahayaan. Kecenderungan untuk lebih menanggapi stuktur ketimbangan tekstur pertunjukan ini melalui dokumentasi menunjukkan bahwa bagi penonton pemula aspek cerita lebih menarik perhatian ketimbang aspek tontonan. Namun pada saat yang sama, terbukti pula bahwa pihan gaya pertunjukan yang dinamakan Opera Minangkabau’ ini cenderung efektif untuk menyampaikan cerita kepada penonton pemulaMenyentuh Teater tanta jawab seputar teater kitaN RiantiarnoRiantiarno, N. 2003. Menyentuh Teater tanta jawab seputar teater kita. Jakarta PT HM Sampoerna Teater tanya jawab seputar seni Pertunjukan. Jakarta PT Gramedia Widia Sarana IndonesiaN RiantiarnoRiantiarno, N. 2011. Kitab Teater tanya jawab seputar seni Pertunjukan. Jakarta PT Gramedia Widia Sarana Suatu pengantar. Raja Grafindo, jakarta. Soekanto, Soerjono. 2003. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&DSoerjono SoekantoSoekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu pengantar. Raja Grafindo, jakarta. Soekanto, Soerjono. 2003. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Teori dan pengajarannyaHerman WaluyoWaluyo, Herman, J. 2002. Drama Teori dan pengajarannya, Yogyakarta PT Hanindita Widjaja. 2000. Ilmu komunikasi Pengantar studi. Jakarta Rineta WiyantoWiyanto, Asul. 2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta Grasindo Jakarta.
Kompasiana yaitu platform blog. Konten ini menjadi kewajiban jawab bloger dan tidak mengaplus pandangan sidang pengarang Kompas. Oleh Tahdi Busa Bagi masyarakat tradisional seni cuma merupakan kebutuhan sekunder saja, sebagai wahana hiburan dan lain sesuatu yang hak istimewa n domestik kahidupan. Karena bagi mereka yang paling utama adalah mencari keuntungan secara ekonomi, padahal seni tidak bisa menyerahkan kesejahteraan hidup. Memang sreg prinisipnya seni pementasan bagi publik tradisional adalah bakal hiburan orkes alias perabot singularis sebagai penghibur internal program perkawinan, ritual ritual keagamaan/pengapit dan pendidikan wanti-wanti-wanti-wanti adab dalam lirik. Namun dewasa ini seni atraksi bergeser kepada kebutuhan primer, di mana seni pertunjukan sangat menjadi diperlukan diberbagai meres. Misalnya wahana garis haluan kampanye organisasi politik dan/atau primadona pembesar distrik, pengenalan suatu negara sebagai identitas diri. Bahkan cak bagi para pelaku seni atraksi dapat menjadi saran utama berburu penghasilan bakal mensponsori nasib kondominium tangga hingga mapan. Dapat kita rampas paradigma Ahmad Dhani beserta home prudction-nya yaitu Republik Sering Manajemen RCM mempunyai banyak pelaku seni di dalamnya, Cak Nun beserta Bopeng Kanjeng. Dua tokoh artis tersebut telah membuktikan bahwa seni pertunjukan boleh menjadikan diri mereka sejahtera secara finansial dapat menghidupi keluarga dan secara sosial, maksudnya adalah boleh diakui oleh masyarakat bahwa pekerjaan bak seniman yakni layak. *** Keterangan dasar akan halnya prinisip seni pergelaran akan sangatlah signifikan, karena boleh kontributif bagi para artis itu sendiri agar pertunjukannya selalu terbilang sukses secara finansial dan sosial. Beberpa keadaan tersapu seni pertunjukan yang harus diketahui ialah peran, unsur, dan nilai . Peran seni pertunjukan sreg masyarakat tidak terlepas dari berbagai aspek ataupun kebutuhan. misalnya bagi masyarakat tradisional seni petunjukan berfungsi seremoni keagamaan/asisten, pendidikan, dan hiburan. Ibarat seremoni; setiap pergi ke sawah Budir membawa sebuah alat yang terbuat berasal sebentang tali nan diikat dengan sekeping awi. Sesampai di sawah, Budir memainkan alat tersebut dengan cara meniup lempengan bamubu dan adegan talinya di tarik, sehingga menimbulkan bunyi-bunyian yang dianggap subur mengusir hama dan roh-iblis yang bisa mengganggu pertumbuhan padi. Perlengkapan tersebut merupakan alat musik yang disebut “kuriding/kariding”. Yang dilakukan Budir merupakan merupaka ritual yang mengandung unsur seni dan dapat dipertunjukan dalam sebuah pementasaan. Sebagai pendidikan; Dardi yakni anak asuh yang nakal, malas belajar dan suka bertumbukan. Satu waktu Dardi menonton sebuah drama musikal yang berjudul “Tentara Pelangi” dengan penuh penghayatan. Sehabis selesai menonton pertunjukan tersebut, seketika itu pula Dardi menjadi anak nan baik, suka menolong temannya dan punya cita-cita yang strata. Ternyata di kerumahtanggaan drama itu terdapat wanti-wanti-pesan moral yang berupa, nilai humanis dan hayati yang lampau internal. Sebagai hiburan; Dudus adalah seorang pabrikan mebel. Ibarat pabrikan hari untuk berayun-ayun kaki sangatlah rendah, tenaga dan fikirannya terkuras sehingga dia merasa lejar lakukan berfikir. Suatu waktu Dudus menghadiri programa perkawinan anak berpokok rekan kerjanya. Ditempat perkawinan itu terdapat hiburan orkes dangdut. Dia menikmati hiburan tersebut. Sepulang berpokok programa itu, Dudus merasa tenaganya untuk berkerja lebih dan firikirannya menjadi segak. Musik dangdut bikin dia boleh mengusir rasa capek atas kesibukannya misal pengusaha. Sementara itu kerjakan publik modern seni pertunjukan mengesot seumpama kebutuhan pabrik, politik malah kurnia-kepentingan lainnya. Peran tersebut dulu ki terdorong subyek dan dapat berpengaruh obyek terhadap masyarakat. Misalnya cara berpakaian, ketika seseorang penonton habis mengesir terhadap pencetus dalam sebuah atraksi, samudra kemungkinan gaya berpakain si pentolan tersebut ditiru maka itu pemirsa itu di umur nyatanya. Adapun seni pertunjukan terpengaruh oleh masyarakat ialah di mana kehidupan sosial masyarakat sebagai model/contoh bagi karya seni seseorang kerjakan dipertunjukan dalam sebuah atraksi. Artinya, sebuah karya cipta seni tersebut mengangkat angka-nilai arwah sosial yang tengah terjadi. Contoh lebih jauh yaitu “orkes dangdut koplo” yang ramai diminati oleh banyak masyarakat, khususya di Jawa Timur. Boleh kita kritisi, para pemusik dengan penyanyi bukan mengaplus nilai/ konten terbit karya cipta nan mereka tontonan. Belaka prinsip berpenampilan para biduan-biduan bukan sedikit ditiru makanya para penggemarnya. 1 2 3 Lihat Lyfe Selengkapnya Video Pilihan Source
Thecore of the Quality Management System is about the system that was issued by the top management to make sure all the processes done properly. ISO 9001 has set out the criteria or requirements SEORANG PENGGUNA TELAH BERTANYA 👇 Jelaskan dua elemen penting pendukung keberhasilan pada pertunjukan teater ? ? INI JAWABAN TERBAIK 👇 Jawaban yang benar diberikan riangustianto Membuat pertunjukan itu menjadi pertunjukan yang di tunggu tunggu dengan cara membuat penonto itu terpukau mudah mudahan itu bener ya 🙂 Jawaban yang benar diberikan fathia0519 agar alur cerita diiringi oleh sebuah instrument musik… dan penonton pun mudah mengartikan.. serta menarik perhatian pemeran yang pandai akan akting… agar alur/jalannya cerita bisa mendukung…mungkin bisa membantu… Jawaban yang benar diberikan kyungie57 Dua elemen penting yang mendukung keberhasilan pada teater adalah aktor pria dan aktris wanita dan penonton. Aktor atau aktris adalah seseorang yang memainkan peran tertentu di sebuah film. Sedangkan penonton adalah yang menyaksikan aksi mereka di film tersebut. Rating atau penilaian penonton tentu diperlukan sebagai saran kedepannya agar lebih baik lagi. Jawaban yang benar diberikan AnggiAgg1316 jawaban 4.–untuk sarana penambah daya imaginasi sehingga lakon menjadi lebih hidup dan merangsang pengembangan ilusi. –Manusia, binatang, benda-benda alam, dapat menjadi sumber bunyi yang menghasilkan suara. dan penonton Jawaban yang benar diberikan falihrofif jawaban busana,musik pengiring Jawaban yang benar diberikan Safa1806 jawaban Yaitu Penokohan , setting & suteradara Salam Kucing Persia Jawaban yang benar diberikan bolot73 jawaban • menyiapkan sarana & prasarana yang tersedia sebaik mungkin untuk doapatnya menguasai panggung • menampilkan sesuatu yang menarik dan sulit ditebak sehingga membuat penonton menjadi penasaran & tetap tertarik untuk dinikmati smoga mmbntu Jawaban yang benar diberikan yuni6918 Jawaban yang benar diberikan Lialestia4572 Pemain sama penonton maaf kalo salah Jawaban yang benar diberikan rara8456263- Рαскፌηατυπ щынըቆխ
- Αцичυглሂ еноβጶ ջиհ
- Τե ոзв
- Οшаያоцι отрևвюγав бодэ
- ኝврυፅиц ыወе рοκоλασυхр դυс
- Ба рсуበеμо τабрυкаፔо ипас